Minggu, 23 Juli 2017

LITERISASI




A.      Pengembangan Literasi siswa dalam pembelajaran di sekolah dasar

1.    Membaca
Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap manusia.
Oleh karena keterampilan ini menjadi sarana untuk menangkap informasi yang ada di tulisan. Keterampilan ini disebut sebagai keterampilan berbahasa reseptif, karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu, pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh dari kegiatan membaca akan memungkinkan orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Pada setiap manusia, kepemilikan keterampilan dasar ini diawali dari keterampilan  membaca permulaan dan dilanjutkan membaca lanjut.

Membaca permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca permulaan di kelas-kelas rendah,  pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar, membaca permulaan merupakan menu utama.

Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan  melek huruf. Maksudnya, anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan huruf-huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap makna lambang bunyi tersebut. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni  melek wacana. Yang dimaksud dengan melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan makna lambang-lambang tersebut. Dengan bekal kemampuan melek wacana inilah kemudian anak dipahamkan dengan berbagai informasi dan pengetahuan dari berbagai media cetak yang dapat diakses sendiri.

Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (1996:50) membaca permulaan diberikan secara bertahap, yakni pramembaca dan membaca.  Pada tahap pramembaca, siswa diajarkan:

 
Pada Tahap membaca

Di kelas tinggi membaca dalam  arti melek wacana adalah membaca pemahaman.  Membaca pemahaman adalah  kegiatan membaca yang dilakukan oleh  sesorang untuk memahami isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan dengan menghubungkan skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki pembaca dan pengetahuan baru yang diperoleh saat membaca, sehingga proses pemahaman terbangun secara maksimal. Untuk dapat memahami secara maksimal seorang guru harus memiliki strategi pemahaman.
Strategi pemahaman merupakan tindakan berfikir yang digunakan pembaca untuk membantu mencapai pemahaman. Pembaca menggunakan strategi ini untuk mempertajam pemahaman mereka atas teks yang dibaca.

a.  Strategi menghubungkan artinya pembaca menghubungkan teks dengan dirinya, menghubungkan teks dengan dunia anak, menghubungkan teks dengan pengalaman anak, dan menghubungkan teks dengan teks lain. Misalnya sebelum anak membaca bacaan " Aku membantu ibu menyapu”, pertanyaan yang dapat dipakai untuk menerapkan strategi menghubungkan teks dengan diri pembaca adalah: apakah kamu pernah membantu ibu di rumah?, Pekerjaan ibu apa sajakah yang kamu bantu? Mengapa kamu memilih menyapu?
Nah silakan Anda temukan pertanyaan yang dapat dipakai untuk menerapkan  strategi menghubungkan teks dengan dunia anak, dan menghubungkan teks dengan teks lain. Dapatkan ?
b.  Strategi memprediksi yaitu meminta pembaca untuk memprediksi apa isi bacaan yang akan dibaca, kemudian  membuktikan kebenaran prediksinya dengan melakukan kegiatan membaca. Manfaat strategi ini adalah pembaca lebih bersemangat membaca karena ingin menemukan jawaban prediksinya.
c.  Strategi menanyakan,  sebelum  membaca guru memberikan pertanyaan- pertanyaan seputar bacaan. Manfaat strategi ini adalah dengan pertanyaan tsb dapat menuntun pembaca  ke arah  isi bacaan, dapat membentuk pemahaman awal, membuka jalan bagi anak yang masih bingung..
d.  Strategi menyimpulkan, dimaksudkan agar pembaca dapat mengutarakan isi bacaan dalam bentuk pernyataan yang ringkas. Pertanyaan yang dapat diberikan guru dalam menerapkan strategi ini adalah pertanyaan yang berurutan secara sistematis, tidak melompat – lompat. 
Saudara empat strategi tersebut hanya merupakan contoh yang diberikan, berikutnya silakan Anda diskusikan di dalam kelompok strategi apa lagi yang dapat diterapkan di dalam meningkatkan pemahaman membaca dan yang dapat meningkatkan kegemaran membaca siswa SD. ( Mencakupi kelas rendah dan kelas tinggi)

1.    Menulis
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Siswa dilatih untuk dapat menuliskan lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna.
Dengan demikian, menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, menulis permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Kegiatan  menulis permulaan dilakukan dengan berbagai cara antara lain : menjiplak, menyalin, menulis tegak bersambung.
Setelah anak-anak lancar menulis, selanjutnya dengan kemampuan dasar tersebut, secara perlahan-lahan anak-anak di arahkan  pada kemampuan menuangkan  gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya. Kegiatan menulis yang seperti itu biasa disebut menulis kreatif, karena kegiatan menulis yang sesungguhnya adalah memproduksi ide-ide untuk disampaikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan.
Menulis kreatif ini bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain: a) menulis berdasarkan pengalaman peserta didik, b) menulis berdasarkan pengamatan, c) menulis berdasarkan imajinasi peserta didik, d) menulis berdasarkan hal-hal yang disukai pserta didik, e) menulis berdasarkan apa yang dibaca .

a.   Menulis berdasarkan pengalaman peserta didik
Ide menulis bagi peserta didik dapat dimulai dengan  menuliskan peristiwa-peristiwa   yang pernah dialami. Guru dapat meminta peserta didik untuk membuat catatan harian, sehingga kebiasaan mencatat apa yang dialami setiap hari, dapat mendorong peserta didik gemar menulis.
Tulisan, teks, grafis, gambar dihubungkan dengan pengalaman fisik, dan emosional siswa. Segala hal  yang bersentuhan langsung dengan emosi siswa (teks, bacaan, gambar dsb) dapat memberikan dampak psikologis positif, antara lain siswa menjadi (a) tertarik, (b) asyik/senang, dan (c) betah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwVxJS-mg5Ao2FWqtc8ut4fKfazLuo3_HUxaX0EyOMuyq1d7lQanl5aQlItZQgM2UcSa8FsvXHav-OwaBBa6ZpYg1b6BMFwv4a-UO_EQC_0Npo4GV9S-xtOSSSIkQe1rpMaU-O1IpcM4QC/s1600/23.png

a.  Menulis berdasarkan pengamatan
Hasil pengamatan merupakan sumber inspirasi peserta didik untuk menulis. Peserta didik diminta mengamati suatu objek kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Latihan menemukan fakta melalui pengamatan dapat memberikan  ide-ide bagi peserta didik untuk menuliskannya.

b.  Menulis berdasarkan imajinasi peserta didik
Peserta didik memiliki imajinasi yang tidak terbatas, sehingga guru dapat memanfaatkan imajinasi mereka untuk dituangkan ke dalam tulisan. Namun hal tersebut tidaklah mudah, oleh karena itu guru dapat memulainya dengan memberikan media tulis yang bervariasi. Media tulis ini dapat menjadi sumber ide yang dapat membantu peserta didik menuangkan ide dalam tulisan yang kreatif.

Misalnya,
(1)  disajikan gambar  rumah adat di Minang, lantainya bertangga, dan atapnya berbentuk tanduk kerbau. Apa yang akan terjadi jika lantainya diberi roda, dan di atas atap diberi kincir angin?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfOdlVsWqHcCPfXi4jTVZQLFKUeYqLVM-APIHvVzhQ2JzztQbFcoKc4imiJZbdKpipsPUYq09dEFxcW4QzcbWYCcgpevF-F50Y2OUDlO2aWeh_nrexy33qa6_lft9z6eruWjuGFcxKIx9C/s1600/24.png

2.  Disajikan gambar tari tradisional sesuai dengan latar belakang budaya siswa. Bayangkan jika siswa diminta menampilkan tarian tersebut, tetapi ternyata siswa tidak bisa menari. Kepanikan, kebingungan dan sejenisnya itu dinyatakan dalam 4—kalimat pendek 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggqqsal6mzTh5HUEngk-VzGukuM_AIXlTBuOixPcJjNUdO57IIywRuxFL0CROkMZUryB0tGCgnKUPDJNFKp3ae3QFK0QZz2zEtGQ-NpdR9_ZmRQruzwsPc3QP6QQZvpJYsc2Yy6aUIeGaQ/s1600/25.png




a.  Menulis berdasarkan hal-hal yang disukai

Cara lain menggiatkan peserta didik untuk menulis adalah dengan meminta mereka menulis hal-hal yang disukai, bisa berwujud tulisan prosa bisa pula berwujud puisi.

b.  Menulis berdasarkan apa yang dibaca

Setelah peserta didik melakukan kegiatan membaca, banyak ide yang dapat dituliskannya, misalnya menuliskan puisi tentang tokoh dalam cerita yang di baca. 

Nah saudara masih banyak kiat-kiat yang dapat Anda lakukan untuk menggiatkan dan meningkatkan keterampilan menulis peserta didik, silakan Anda diskusikan untuk menemukan hal tersebut.



A.    Pengayaan

Setelah membaca materi literasi maka:

1.    Kemukakanlah kiat-kiat pengembangan pembelajaran literasi peserta didik dalam tema-tema yang terdapat dalam buku pedoman guru sesuai kurikulum 2013.

2.    Kemukakan ide-ide untuk mengembangkan pembelajaran membaca pemahaman dan menulis kreatif.



B.     Daftar Pustaka.


Anonim. 2008. Listening and Speaking: First Steps into Literacy. Manitoba Education, Citizenship and Youth Cataloguing in Publication Data.

Tompkin, Gaile E. 1994.Teaching Writing: Balancing Process and Product. New York: Macmilan College Publishing Company.

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta:Depdikbud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar