A.
Pengembangan
Literasi siswa dalam pembelajaran di sekolah dasar
1. Membaca
Membaca
merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap manusia.
Oleh
karena keterampilan ini menjadi sarana untuk menangkap informasi yang ada di
tulisan. Keterampilan ini disebut sebagai keterampilan berbahasa reseptif,
karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu, pengetahuan,
dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh dari kegiatan membaca akan
memungkinkan orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam
pandangannya, dan memperluas wawasannya. Pada setiap manusia, kepemilikan
keterampilan dasar ini diawali dari keterampilan membaca permulaan dan dilanjutkan membaca
lanjut.
Membaca
permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan
membaca permulaan di kelas-kelas rendah,
pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak
memasuki bangku sekolah di kelas 1 sekolah dasar, membaca permulaan merupakan
menu utama.
Kemampuan
membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar,
yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya,
anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi
bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat
melafalkan huruf-huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap
makna lambang bunyi tersebut. Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan
menuju pemilikan kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana. Yang dimaksud dengan melek
wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah
lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan
makna lambang-lambang tersebut. Dengan bekal kemampuan melek wacana inilah
kemudian anak dipahamkan dengan berbagai informasi dan pengetahuan dari
berbagai media cetak yang dapat diakses sendiri.
Darmiyati
Zuchdi dan Budiasih (1996:50) membaca permulaan diberikan secara bertahap,
yakni pramembaca dan membaca. Pada tahap
pramembaca, siswa diajarkan:
Pada Tahap membaca
Di
kelas tinggi membaca dalam arti melek
wacana adalah membaca pemahaman. Membaca
pemahaman adalah kegiatan membaca yang
dilakukan oleh sesorang untuk memahami
isi bacaan secara menyeluruh. Membaca pemahaman dilakukan dengan menghubungkan
skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki pembaca dan pengetahuan baru yang
diperoleh saat membaca, sehingga proses pemahaman terbangun secara maksimal.
Untuk dapat memahami secara maksimal seorang guru harus memiliki strategi
pemahaman.
Strategi
pemahaman merupakan tindakan berfikir yang digunakan pembaca untuk membantu
mencapai pemahaman. Pembaca menggunakan strategi ini untuk mempertajam
pemahaman mereka atas teks yang dibaca.
a. Strategi menghubungkan artinya pembaca menghubungkan teks
dengan dirinya, menghubungkan teks dengan dunia anak, menghubungkan teks dengan
pengalaman anak, dan menghubungkan teks dengan teks lain. Misalnya sebelum anak
membaca bacaan " Aku membantu ibu menyapu”, pertanyaan yang dapat dipakai
untuk menerapkan strategi menghubungkan teks dengan diri pembaca adalah: apakah
kamu pernah membantu ibu di rumah?, Pekerjaan ibu apa sajakah yang kamu bantu?
Mengapa kamu memilih menyapu?
Nah
silakan Anda temukan pertanyaan yang dapat dipakai untuk menerapkan strategi menghubungkan teks dengan dunia
anak, dan menghubungkan teks dengan teks lain. Dapatkan ?
b. Strategi memprediksi yaitu meminta pembaca untuk
memprediksi apa isi bacaan yang akan dibaca, kemudian membuktikan kebenaran prediksinya dengan
melakukan kegiatan membaca. Manfaat strategi ini adalah pembaca lebih
bersemangat membaca karena ingin menemukan jawaban prediksinya.
c. Strategi menanyakan,
sebelum membaca guru memberikan
pertanyaan- pertanyaan seputar bacaan. Manfaat strategi ini adalah dengan
pertanyaan tsb dapat menuntun pembaca ke
arah isi bacaan, dapat membentuk
pemahaman awal, membuka jalan bagi anak yang masih bingung..
d. Strategi menyimpulkan, dimaksudkan agar pembaca dapat
mengutarakan isi bacaan dalam bentuk pernyataan yang ringkas. Pertanyaan yang
dapat diberikan guru dalam menerapkan strategi ini adalah pertanyaan yang
berurutan secara sistematis, tidak melompat – lompat.
Saudara empat
strategi tersebut hanya merupakan contoh yang diberikan, berikutnya silakan
Anda diskusikan di dalam kelompok strategi apa lagi yang dapat diterapkan di
dalam meningkatkan pemahaman membaca dan yang dapat meningkatkan kegemaran
membaca siswa SD. ( Mencakupi kelas rendah dan kelas tinggi)
1. Menulis
Kemampuan
menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada
tingkat dasar, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang
bersifat mekanik. Siswa dilatih untuk dapat menuliskan lambang-lambang tulis
yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi
bermakna.
Dengan
demikian, menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan membaca permulaan. Pada
tingkat dasar/permulaan, menulis permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan
yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan
melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam
sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Kegiatan menulis permulaan dilakukan dengan berbagai
cara antara lain : menjiplak, menyalin, menulis tegak bersambung.
Setelah
anak-anak lancar menulis, selanjutnya dengan kemampuan dasar tersebut, secara
perlahan-lahan anak-anak di arahkan pada
kemampuan menuangkan gagasan, pikiran,
perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah
dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya. Kegiatan menulis yang
seperti itu biasa disebut menulis kreatif, karena kegiatan menulis yang
sesungguhnya adalah memproduksi ide-ide untuk disampaikan kepada orang lain dalam
bentuk tulisan.
Menulis
kreatif ini bisa dilakukan dengan berbagai cara antara lain: a) menulis
berdasarkan pengalaman peserta didik, b) menulis berdasarkan pengamatan, c)
menulis berdasarkan imajinasi peserta didik, d) menulis berdasarkan hal-hal
yang disukai pserta didik, e) menulis berdasarkan apa yang dibaca .
a. Menulis
berdasarkan pengalaman peserta didik
Ide menulis bagi peserta didik dapat
dimulai dengan menuliskan
peristiwa-peristiwa yang pernah
dialami. Guru dapat meminta peserta didik untuk membuat catatan harian,
sehingga kebiasaan mencatat apa yang dialami setiap hari, dapat mendorong
peserta didik gemar menulis.
Tulisan, teks, grafis,
gambar dihubungkan dengan pengalaman fisik, dan emosional siswa. Segala
hal yang bersentuhan langsung dengan
emosi siswa (teks, bacaan, gambar dsb) dapat memberikan dampak psikologis
positif, antara lain siswa menjadi (a) tertarik, (b) asyik/senang, dan (c)
betah
a. Menulis berdasarkan pengamatan
Hasil pengamatan merupakan sumber
inspirasi peserta didik untuk menulis. Peserta didik diminta mengamati suatu
objek kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Latihan menemukan fakta melalui
pengamatan dapat memberikan ide-ide bagi
peserta didik untuk menuliskannya.
b. Menulis berdasarkan imajinasi
peserta didik
Peserta didik memiliki imajinasi
yang tidak terbatas, sehingga guru dapat memanfaatkan imajinasi mereka untuk
dituangkan ke dalam tulisan. Namun hal tersebut tidaklah mudah, oleh karena itu
guru dapat memulainya dengan memberikan media tulis yang bervariasi. Media
tulis ini dapat menjadi sumber ide yang dapat membantu peserta didik menuangkan
ide dalam tulisan yang kreatif.
Misalnya,
(1) disajikan
gambar rumah adat di Minang, lantainya
bertangga, dan atapnya berbentuk tanduk kerbau. Apa yang akan terjadi jika
lantainya diberi roda, dan di atas atap diberi kincir angin?
2. Disajikan gambar tari tradisional sesuai dengan latar belakang budaya siswa. Bayangkan jika siswa diminta menampilkan tarian tersebut, tetapi ternyata siswa tidak bisa menari. Kepanikan, kebingungan dan sejenisnya itu dinyatakan dalam 4—kalimat pendek
a. Menulis berdasarkan hal-hal yang
disukai
Cara
lain menggiatkan peserta didik untuk menulis adalah dengan meminta mereka
menulis hal-hal yang disukai, bisa berwujud tulisan prosa bisa pula berwujud
puisi.
b. Menulis berdasarkan apa yang dibaca
Setelah
peserta didik melakukan kegiatan membaca, banyak ide yang dapat dituliskannya,
misalnya menuliskan puisi tentang tokoh dalam cerita yang di baca.
Nah
saudara masih banyak kiat-kiat yang dapat Anda lakukan untuk menggiatkan dan
meningkatkan keterampilan menulis peserta didik, silakan Anda diskusikan untuk
menemukan hal tersebut.
A.
Pengayaan
Setelah
membaca materi literasi maka:
1. Kemukakanlah kiat-kiat pengembangan
pembelajaran literasi peserta didik dalam tema-tema yang terdapat dalam buku
pedoman guru sesuai kurikulum 2013.
2. Kemukakan ide-ide untuk
mengembangkan pembelajaran membaca pemahaman dan menulis kreatif.
B.
Daftar Pustaka.
Anonim. 2008. Listening and Speaking: First Steps into Literacy. Manitoba
Education, Citizenship and Youth Cataloguing in Publication Data.
Tompkin, Gaile E. 1994.Teaching Writing: Balancing Process and
Product. New York: Macmilan College Publishing Company.
Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih.
1996. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta:Depdikbud.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar